Suatu pagi,
di Hari Senin…
di Hari Senin…
Rhandy: Ma, Mama kapan sih bisa cuti
lagi. Aku kan maunya Mama di rumah. Masa sih Mama kerja terus…
Mama: “Ya… Mama kan cutinya gak bisa
banyak-banyak.”
Rhandy: “Pokoknya nanti siang, kalau
aku pulang. Mama harus ada di rumah.”
Mama: *bingung… diam.
Rhandy: “Ya kan, Ma? Iya kaaaan?
Janji???”
Mama: “Mama nggak bisa janji. Tapi…
diusahakan,” (jawaban tidak meyakinkan neh… cari aman, hahaha!)
Masih Senin...
(di kantor, sore menjelang pulang
kantor)
Mama SMS Bapak:
“A, aku pulang duluan, ya? Kamu
jangan pulang kemaleman, lho… ntar cape,”
Bapak: “Ya. Hati-hati di jalan…”
Mama: “Jam 7?”
Bapak: “Ya, diupayakan.”
Mama: “Upaya, angga, isang, ambu,
hehehe!”
Bapak: “Hehehehe…”
Senin Malam, jam 10-an
Grung… grung… grung… beep, beeep!
Terdengar suara klakson di depan
rumah.
Tak lain dan tak bukan… itu pasti
PapaRon alias Bapak Rhandy.
Mama siap-siap buka pintu. Rhandy
ikut di belakangnya.
Mama: “Hemmm, Bapak itu gimana ya…
katanya ‘diupayakan’ pulang cepat. Ternyata… malem juga.
Rhandy: Mama juga tadi pagi
bilang ke aku ‘diusahakan’. Tapi ke kantor juga…
Mama: ... upsss...
Mama: ... upsss...
Hihihi gak ada bedanya ya... antara
DIUSAHAKAN sama DIUPAYAKAN hihihi...
DIUSAHAKAN sama DIUPAYAKAN hihihi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar